Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!
1. Jelaskan pengertian erosi !
2. Jelaskan sebab dan akibat dari erosi!
3. Sebutkan dan jelaskan erosi oleh air, angin, es, organisme dan grafitasi ! apa saja contohnya!
(LSM FOSIL GUFIS) NOTARIS DENI SUBARNO, SH.M.Kn Nomor : 9.- Tertanggal 11 Januari 2011 / terdaptar BKPM PEMKOT BANDUNG Nomor : 50/BR/BKPM/03/2011 Jl. Desa Cipadung No. 117 Lantai 2 Cibiru Bandung
Kamis, 14 April 2011
Kamis, 07 April 2011
Erosi
PENYEBAB
TERJADINYA EROSI DAN CONTOHNYA
TERJADINYA EROSI DAN CONTOHNYA
Erosi
adalah peristiwa pengikisan tanah oleh angin, air
atau es. Erosi dapat
terjadi karena sebab alami atau disebabkan oleh aktivitas manusia. Penyebab
alami erosi antara lain adalah karakteristik hujan, kemiringan
lereng, tanaman penutup dan
kemampuan tanah untuk menyerap dan melepas air ke dalam lapisan tanah dangkal.
Erosi yang disebabkan oleh aktivitas manusia umumnya disebabkan oleh adanya
penggundulan hutan,
kegiatan pertambangan, perkebunan
dan perladangan
adalah peristiwa pengikisan tanah oleh angin, air
atau es. Erosi dapat
terjadi karena sebab alami atau disebabkan oleh aktivitas manusia. Penyebab
alami erosi antara lain adalah karakteristik hujan, kemiringan
lereng, tanaman penutup dan
kemampuan tanah untuk menyerap dan melepas air ke dalam lapisan tanah dangkal.
Erosi yang disebabkan oleh aktivitas manusia umumnya disebabkan oleh adanya
penggundulan hutan,
kegiatan pertambangan, perkebunan
dan perladangan
Dampak dari
erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas,
yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat
lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air
(infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan
tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu
butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap
di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan
mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan mempengaruhi kelancaran jalur
pelayaran.
erosi adalah menipisnya lapisan permukaan tanah bagian atas,
yang akan menyebabkan menurunnnya kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat
lain dari erosi adalah menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air
(infiltrasi). Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan
tanah akan meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di sungai. Selain itu
butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada akhirnya akan mengendap
di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat tingginya sedimentasi akan
mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga akan mempengaruhi kelancaran jalur
pelayaran.
Erosi adalah
lepasnya material padat (sedimen, tanah, batuan dan tertikel lain) dari batuan
induknya oleh air, angin, es,gaya
gravitasi atau organisme.
lepasnya material padat (sedimen, tanah, batuan dan tertikel lain) dari batuan
induknya oleh air, angin, es,
gravitasi atau organisme.
Erosi oleh Air
Erosi ini dapat terjadi dalam
beberapa bentuk:
beberapa bentuk:
- Splash erosion: erosi oleh butiran air hujan
yang jatuh ke tanah. Karena benturan butiran air hujan, partikel-partikel
tanah yang halus terlepas dan terlempar ke udara. - Sheet erosion: erosi oleh air yang jatuh dan
mengalir di permukaan tanah secara merata sehingga partikel-partikel tanah
yang hilang merata di permukaan tanah. Permukaan tanah menjadi lebih
rendah secara merata. Erosi ini terjadi bila permukaan tanah memiliki
ketahanan terhadap erosi yang relatif seragam. - Riil erosion: erosi oleh air yang mengalir
di permukaan tanah dengan membentuk alur-alur kecil dengan kedalaman
beberapa senti meter. Erosi ini terjadi pada permukaan tanah yang landai
dan memiliki daya tahan yang seragam terhadap erosi. - Gully erosion: erosi oleh air yang mengalir
di permukaan tanah yang miring atau di lereng perbukitan yang membentuk alur-alur
yang dalam dan lebarnya mencapai beberapa meter, dan berbentuk “V”. - Valley erosion: erosi oleh air yang mengalir
di daerah perbukitan yang membentuk lembah-lembah sungai atau
lereng-lereng perbukitan. Alur atau lembah berbentuk berbentuk “V”. Erosi
dominan secara vertikal. - Stream erosion: erosi oleh air dalam bentuk
aliran sungai. Lembah sungai berbentuk “U”. Terjadi erosi lateral yang
makin ke hilir makin dominan dan dapat membentuk aliran sungai bermeander. - Erosi oleh gelombang: erosi terjadi oleh gelombang laut yang
memukul ke pantai. Erosi dapat dibedakan menjadi:
- Erosi oleh pukulan gelombang yang memukul ke tebing pantai.
Pukulan gelombang menyebabkan batuan pecah berkeping-keping. - Abrasi atau corrasi (abrasion / corrasion): erosi oleh
material yang diangkut gelombang ketika gelombang memukul ke tebing
pantai.
Erosi oleh Angin
Erosi ini terjadi oleh angin
yang bertiup. Erosi ini terjadi di daerah yang tidak bervegetasi atau
bervegetasi sangat jarang di daerah gurun atau pesisir. Erosi ini dapat dibedakan
menjadi:
yang bertiup. Erosi ini terjadi di daerah yang tidak bervegetasi atau
bervegetasi sangat jarang di daerah gurun atau pesisir. Erosi ini dapat dibedakan
menjadi:
- Deflasi: erosi oleh angin yang bertiup dan
menyebabkan material lepas yang haalus terangkut. - Abrasi: erosi oleh material-material halus
yang diangkut oleh angin ketika angin menerpa suatu batuan.
Erosi oleh Es
Erosi ini terjadi oleh gerakan massa
es dalam bentuk gletser. Gletser dapat menyebabkan abrasi atau penggerusan oleh
material-material yang diangkutnya; dapat menyebabkan retakan pada batuan
karena terurut ketika gletser bergerak.
es dalam bentuk gletser. Gletser dapat menyebabkan abrasi atau penggerusan oleh
material-material yang diangkutnya; dapat menyebabkan retakan pada batuan
karena terurut ketika gletser bergerak.
Erosi karena Gravitasi
Erosi karena gravitasi terjadi
dalam bentuk gerakan tanah atau tanah longsor, yaitu gerakanmassa
tanah dan atau batuan menuruni lereng karenagaya
gravitasi bumi. Gerakan tanah dapat terjadi dalam bentuk, antara lain: rayapan
tanah, tanah longsor, atau jatuhan.
dalam bentuk gerakan tanah atau tanah longsor, yaitu gerakan
tanah dan atau batuan menuruni lereng karena
gravitasi bumi. Gerakan tanah dapat terjadi dalam bentuk, antara lain: rayapan
tanah, tanah longsor, atau jatuhan.
Erosi oleh Organisme
Erosi ini terjadi karena
aktifitas organisme yang melakukan pemboran, penggerusan atau penghancuran
terhadap batuan. Erosi ini disebut juga bioerosion.
aktifitas organisme yang melakukan pemboran, penggerusan atau penghancuran
terhadap batuan. Erosi ini disebut juga bioerosion.
CONTOH EROSI
Rusaknya lapisan tanah di daerah gundul karena diterpa
oleh hujan deras, merupakan contoh terjadinya erosi di daratan yang digerakkan
oleh tenaga air hujan. Kalau erosi ini kita biarkan secara terus- menerus, maka
akan terjadi kerusakan alam.
oleh hujan deras, merupakan contoh terjadinya erosi di daratan yang digerakkan
oleh tenaga air hujan. Kalau erosi ini kita biarkan secara terus- menerus, maka
akan terjadi kerusakan alam.
Berpindahnya butir-butir pasir di daerah pantai
yang dibawa angin kemudian membentuk gundukan atau bukit-bukit pasir di tempat
lain merupakan contoh terjadinya erosi di darat yang digerakkan oleh tenaga
angin.
yang dibawa angin kemudian membentuk gundukan atau bukit-bukit pasir di tempat
lain merupakan contoh terjadinya erosi di darat yang digerakkan oleh tenaga
angin.
Bibir pantai yang mengalami kerusakan akibat
secara terus menerus diterpa ombak, merupakan contoh terjadinya erosi di daerah
pantai yang digerakkan oleh tenaga air laut.
secara terus menerus diterpa ombak, merupakan contoh terjadinya erosi di daerah
pantai yang digerakkan oleh tenaga air laut.
Mengungkap Misteri surat YASIN dengan Fisika
Sesungguhnya manusia dilahirkan dengan fitrah keinginan untuk beribadat, tetapi karena berbagai jalan penyimpangan tumbuhlah kepercayaan yang melahirkan suatu peribadatan tersendiri. Begitulah salah satu ciri agama Thabi’I (kultur atau budaya).
Salah satu dari peninggalan agama Thabi’I ialah bagaimana mereka mengurus saudara-saudara mereka dalam kematian. Pada orang kaya, ke dalam mulutnya langsung diberi mutiara agar pandai menjawab di akhirat. Mayat dimandikan kemudian didandani pakaian bekas pakaian lengkap. Ditujuh hari kematian, peti tetap ada di tengah ruangan, sajian besar disediakan untuk keberangkatan roh menuju tempat tinggalnya yang baru diakhirat. Mengarak peti ke kuburan atau ke dalam gua penyimpanan mayat dilakukan pada hari ke-7, ke-9 atau ke-15. Ketika peti diangkat, saudara dan anak-anaknya harus segera masuk bawah peti.
Menurut kepercayaan ajaran Yang, roh itu pergi sementara ke akhirat. Setelah itu ia kembali ke bumi, di rumah ia makan segala dari makanan dan minuman yang disediakan untuknya dalam pesta empat puluh hari kematian. Dengan demikian, agama thabii lahir karena dorongan manusia itu sendiri, akan tetapi karena otaknya belum mampu untuk memecahkan persoalan aneh yang merangsang alam pikirannya, timbullah perwujudan angan-angan / khayalan yang berupa mitos yang pada akhirnya melahirkan ritual-ritual budaya tertentu.
Di Cina, Korea dan Jepang, bagi pemeluk agama Budha, upacara kematian dan pesta arwah disesuaikan dengan ajaran Budha. Setelah Islam berkembang ke Asia Tenggara dan sekitarnya, upacara kematian dan pesta arwah tetap dilakukan, tetapi disadur dengan warna islam. Isi bacaannya digantikan tahlil, sholawat dan surat-surat pendek dari Al-Qur’an, Pahala bacaannya di hadiahkan kepada yang meninggal, acara ditutup dengan makan minum dan sebagian dibekalkan. (Sumber: bukuParasit Aqidah)
Dikalangan Islam biasanya surat Yasin seringkali dikaitkan dengan kematian. Ketika sakaratul maut, ritual setelah kematian seringkali dibaca berulang-ulang atau menjadi bacaan khusus setiap malam Jum’at. Jarang sekali dikaji lebih jauh mengenai kandungan surat yasin tersebut. Sehingga surat yasin selama ini sebatas hanya dalam rutinitas dalam kehidupan sehari-hari. Padahal surat Yasin tidak hanya mengandung tentang kehidupan setelah mati, tetapi lebih jauh lagi merupakan tuntunan bagi orang yang masih hidup, bahkan di dalamnya terkandung sinyal-sinyal ilmu sains yang dapat di kaji dan diteliti oleh para ilmuwan.
Kalau kita kaji Surat Yasin membawa banyak inspirasi bagi perkembangan Sains klasik maupun sains modern. Beberapa ayat yang dapat kita petik mengenai hubungan antara keduanya dan dikelompokkan ke dalam beberapa konsep fisika berikut ini:Bag.1; Gelombang suara , Bag2; AStronomi dan transfortasi, Bag 3; Detector dan keajaiban sidik Jari.
(Aan S Arkadie: Majalah ANDIKA, Majalengka)
Antisipasi Bencana Alam
PENGERTIAN BENCANA ALAM
Bencana alam dalam berbagai bentuknya, datang silih berganti menerjang kita dalam tahun-tahun terakhir ini. Intensitasnya terbilang tinggi kalau dibuatkan pendataan sejak tahun 2004.Terjadi 106 kali bencana banjir pada 2004 dengan frekuensi kejadian 159 kali. Tahun 2005, tercatat 41 kali bencana banjir dengan frekuensi kejadian 42 kali.
Tahun ini baru sampai pada penghujung paro pertama kita terus dikejutkan oleh rangkaian bencana di berbagai daerah. Sebagai bangsa, kita sedang diuji. Ujian yang sedang kita hadapi sekarang ini tak kepalang tanggung beratnya. Begitu beratnya sehingga tak henti-hentinya masyarakat berharap adanya intervensi Tuhan untuk mengurangi penderitaan kita. Sangatlah wajar jika pada akhirnya masyarakat menengadah kepada Sang Pencipta untuk sekadar bertanya, "Mengapa semua penderitaan ini harus diletakkan di pundak kita sebagai bangsa?" Bukan berarti kita cengeng dengan pertanyaan-pertanyaan seperti ini. Pertanyaan seperti itu relevan, mengingat bencana yang datang silih berganti itu seakan melengkapi penderitaan bangsa ini.
Ingat bahwa ketika gelombang tsunami menerjang Aceh dan Nias, yang kemudian disusul rentetan bencana di daerah lain hingga pekan-pekan terakhir ini, Indonesia masih diselimuti krisis ekonomi yang ditandai dengan bertambahnya jumlah penduduk miskin dan pengangguran. Selain bencana alam, masyarakat juga dibayangi teror wabah penyakit, dari virus flu burung hingga deman berdarah. Belum lagi bencana kelaparan dan musibah kurang gizi yang menimpa anak usia di bawah lima tahun. Kita tidak tahu bencana apa lagi yang akan datang menghadang. Yang pasti, banyak orang merasa cemas, karena ketidakmampuan mendeteksi datangnya bencana.Bagaimana tidak cemas? Ketika masyarakat Jawa Tengah dan Yogya masih diselimuti rasa takut akibat gempa bumi belum lama ini, serta aktivitas Gunung Merapi yang tak jarang menebar ancaman, bencana banjir menyergap masyarakat di sejumlah tempat di Kalimantan dan Sulawesi. Banjir di Balikpapan, Kaltim menyebabkan sejumlah ruas jalan tergenang air setinggi pinggang. Banjir dan tanah longsor di Kecamatan Hampang, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, diperkirakan menelan korban jiwa 26 tewas. Banjir bandang di Sinjai, Sulawesi Selatan, bahkan telah menelan ratusan korban jiwa. Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara serta Gorontalo pun disergap banjir, sementara Poso sempat diguncang gempa. Musibah banjir lumpur panas di Sidoarjo pun harus dilihat sebagai bencana alam yang diakibatkan oleh kecerobohan manusia. Dalam kasus lumpur panas Sidoarjo, masyarakat bisa melihat sendiri bagaimana akibatnya jika manusia ceroboh memperlakukan alam.
Sejalan dengan perkembangan teknologi yang sudah dikembangkan para ilmuwan, manusia memiliki kemampuan untuk mendeteksi kemungkinan datangnya model bencana tertentu. Dengan beragam alat ukur, potensi ledakan sebuah gunung bisa diperkirakan. Begitu juga membaca pergerakan di perut bumi yang sering menimbulkan gempa bumi, baik skala kecil maupun besar. Besar kecilnya curah hujan pun sudah bisa diperkirakan.
Maka, untuk memperkecil ekses bencana terhadap manusia dan nilai kerugian materiil, perlu dicarikan pola untuk menyosialisasikan potensi bencana pada daerah-daerah rawan bencana. Gagasan agar pemerintah membuat peta daerah rawan bencana perlu direspons. Misalnya, kondisi kritis puluhan DAS (daerah aliran sungai) bisa disosialisasikan secara efektif agar mudah dipahami masyarakat. Begitu juga dengan beragam informasi tentang alam hasil kajian atau observasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Perlu dicarikan cara untuk membangkitkan minat masyarakat agar merasa wajib dan berkepentingan untuk tahu tentang ramalan cuaca dan curah hujan dari hari ke hari. Apa yang sudah dilakukan BMG selama ini sudah benar, tetapi perlu dicari formula untuk membangkitkan rasa ingin tahu publik akan kecenderungan cuaca. Dengan munculnya rasa ingin tahu itu, masyarakat diharapkan bisa berinisiatif mengantisipasi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
Bencana alam adalah konsekwensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.
2.2 PENYEBAB TERJADINYA BENCANA ALAM
Bencana alam merupakan peristiwa yang tidak kita harapkan datangnya. Sebab jika bencana tersebut datang maka akan mampu merusak segala sesuatu yang ada di sekitar kita, bahkan mampu merenggut jiwa manusia. Bencana alam yang mampu menghancurkan suatu daerah yang luas dan menyebabkan kerugian yang besar merupakan proses alami. Terjadinya bencana alam dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1.Alam
Bencana alam murni penyebab utamanya adalah alam itu sendiri.Contoh bencana alam murni adalah gempa bumi, tsunami, badai atau letusan gunung berapi. Bencana-bencana tersebut bukan disebabkan oleh ulah negatif manusia.
2.PerbuatanManusia
Bencana alam yang terjadi karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Bukan berarti bencana ini dibuat oleh manusia tetapi akibat dari ulah manusia atau dipicu dari perbuatan manusia, seperti penebangan hutan secara liar, penambangan liar, pengambilan air tanah secara berlebihan dan lain-lain. Perbuatanperbuatan tersebut lambat laun akan menyebabkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, atau erosi tanah.
2.3 CARA MENGANTISIPASI BENCANA ALAM
Ada beberapa jenis bencana alam yaitu sebagai berikut :
a.BencanaAlamGeologis
Bencana alam geologis adalah bencana alam yang disebabkan oleh faktor yang bersumber dari bumi.
b.BencanaAlamKlimatologis
Bencana alam klimatologis adalah bencana alam yang disebabkan oleh cuaca yang berubah.
c.BencanaAlamEkstraterestrial
Bencana alam ekstraterestrial adalah bencana alam yang disebabkan oleh benda dari luar angkasa.
Contoh kejadian bencana alam :
a. Bencana alam geologis
1. Gempa bumi
2. Letusan gunung api
3. Gerakan tanah atau tanah longsor
4. Tsunami
5. Seiche atau tsunami dalam skala kecil
b. Bencana alam klimatologis
1. Banjir
2. Banjir bandang
3. Badai
4. Kekeringan
5. Kebakaran hutan
c. Bencana alam ekstraterestial
Hantaman meteor atau benda dari angkasa luar yang menabrak bumi. Hal ini terjadi pada tahun 1908 di Rusia. Meteor atau bintang beralih jatuh ke bumi dan mengakibatkan lubang.
Ada beberapa cara untuk mengantisipasi bencana alam diantaranya:
a.Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan gejala alam yang sampai sekarang masih sulit untuk diperkirakan kedatangannya. Sehingga dapat dilihat bahwa gejala alam ini sifatnya seolah-olah mendadak dan tidak teratur. Dengan sifat seperti ini, ketika usaha-usaha untuk memperkirakan masih belum menampakkan hasil, maka usaha yang paling baik dalam mempersiapkan diri dengan cara mengatasi bencana alam ini adalah dengan mitigasi.
Mitigasi yaitu mengurangi kerugian yang akan ditimbulkan oleh bencana. Usaha mitigasi adalah meningkatkan ketahanan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam sehingga risikobencana alam dapat dikurangi.Para ahli menyimpulkan walau datangnya gempa tidak dapat diperkirakan kedatangannya tetapi ada beberapa gejala alam yang patut dicermati dan dianggap sebagai tanda akan adanya gempa, sebagai berikut :
1) Adanya awan yang berbentuk aneh seperti batang yang berdiri secara lurus ke atas. Hal ini kemungkinan besar merupakan awan yang disebut awan gempa yang biasanya muncul sebelum terjadinya gempa. Awan berbentuk seperti batang ini terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis berkekuatan sangat besar dari dalam perut bumi sehingga menyerap daya listrik yang ada di awan. Gelombang elektromagnetis ini terjadi akibat adanya pergeseran patahan lempeng bumi. Tetapi tidak semua awan yang berbentuk seperti itu adalah awan gempa, mungkin saja itu adalah asap dari pesawat terbang. Jika ada tanda seperti itu maka perlu untuk diwaspadai. Untuk lebih meyakinkan lagi maka dapat dilakukan uji medan elektromagnetik
2) Terdapat medan elektromagnetik di sekitar kita. Gelombang tersebut memang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Medan elektromagnetik dapat diuji dengan cara melihat siaran televisi apakah tiba-tiba salurannya terganggu tanpa sebab apapun. Jika kurang yakin, kalian dapat melakukan uji medan elektromagnetik dengan cara lain. Dengan mematikan arus listrik dan melihat apakah lampu neon tetap menyala redup/ remang walaupun sudah tidak dialiri listrik.
3) Perhatikan perilaku hewan-hewan yang ada di sekitar kalian. Apakah hewan-hewan tersebut bertingkah aneh atau gelisah. Sebab hewan memiliki naluri yang sangat tajam dan mampu merasakan gelombang elektromagnetis. Jika kalian melihat tanda-tanda seperti itu secara bersamaan sebaiknya kalian perlu waspada. Harus segera dilakukan tindakan pencegahan dan sebisa mungkin kita melakukan tindakan penyelamatan diri. Tetapi jika gempa telah tiba dan kita sama sekali belum siap, maka selain berdoa dan pasrah kita harus cepat-cepat keluar ruangan menuju ke tempat yang lapang. Jika sudah di luar ruangan tetaplah tinggal di luar dan berusahalah berada di tempat yang terbuka, jauh dari pepohonan, tembok-tembok serta saluran-saluran kabel listrik. Usahakan jangan masuk kedalam rumah atau bangunan.
Apa yang dapat dilakukan jika berada di dalam gedung dengan banyak orang? Kita tidak perlu panik dan ikut berdesak-desakan keluar. Jika itu yang terjadi maka kita akan terinjak-injak banyak orang dan tertimpa runtuhan bangunan. Sebaiknya yang perlu kita lakukan adalah berlindung di bawah meja atau mebel yang kokoh atau mencari sesuatu yang dapat melindungi kepala dan badan kita dari reruntuhan bangunan. Jika suasana telah tenang dan aman usahakan untuk keluar ruangan dan mencari tempat yang lebih aman lagi.
b.Tsunami
Gempa berkekuatan besar tentu saja ada dampak yang bias berwujud bencana jenis lain. Jika skala gempa besar dan pusat gempa berada di dasar laut maka gempa tersebut dapat menimbulkan gelombang tsunami. Gelombang tsunami adalah gelombang besar yang terbentuk dari dasar laut akibat adanya gempa.Negara Indonesia terdiri atas kepulauan, tentunya banyak sekali pantai-pantai di sekitarnya yang dihuni oleh penduduk. Pada saat gelombang tsunami melanda Indonesia akhir tahun 2004 banyak penduduk yang menjadi korban. Banyaknya korban disebabkan karena banyak penduduk yang kurang paham dan bahkan tidak mengetahui bagaimana usaha yang perlu dilakukan ketika bencana datang. Sebenarnya jika kita mengetahui dan paham tentang tsunami maka jumlah korban dapat dikurangi. Berbagai upaya telah dilakukan sebagai usaha untuk mengurangi korban jika ada bencana datang. Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan membentuk kelompok-kelompok masyakarat yang paham akan bencana alam. Kepekaan dan keterampilan menyelamatkan diri secara individual maupun kelompok harus terus dilatih.
Adapun langkah yang harus ditempuh oleh kelompok masyarakat dalam mengurangi jumlah kerugian akibat bencana sebagai berikut:
1) Melakukan pemetaan daerah rawan genangan tertinggi jika ada tsunami.
2) Membuat jalur evakuasi.
3) Menentukan dan memberi informasi tempat penampungan sementara yang cukup aman.
4) Berkoordinasi dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), kepolisian, pemerintah daerah, dan rumah sakit. Selain itu masyarakat juga harus memahami gejala-gejala yang tidak biasa terjadi.
5) Melakukan pertemuan rutin untuk menambah pengetahuan mengenai gempa dan tsunami. Jika masih kurang jelas, dapat mendatangkan ahli untuk memberi informasi.
6) Melakukan latihan secara reguler, baik terjadwal maupun tidak terjadwal.
7) Membuat kode tertentu yang dikenali masyarakat sekitar guna menandakan evakuasi.
8) Menyebarkan gambar peta evakuasi di pelosok daerah tempat tinggal masyarakat.
Adapun langkah yang perlu dilakukan tiap individu sebagai berikut.
1) Menyiapkan tas darurat yang berisi keperluan-keperluan mengungsi selama tiga hari seperti makanan, pakaian, suratsurat berharga atau obat-obatan.
2) Selalu merespon tiap latihan dengan serius sama seperti saat terjadinya gempa.
3) Selalu peka terhadap fenomena alam yang tidak biasa. Apabila kita peka sebenarnya alam telah memberikan tanda-tanda sebelum terjadinya tsunami.
Beberapa petunjuk yang diberikan alam antara lain berikut ini.
1) Adanya suara gemuruh di laut, hal ini akibat adanya pergeseran lapisan tanah.
2) Laut tiba-tiba menyurut sampai agak jauh ke tengah.
3) Karena surutnya laut maka akan tercium bau khas laut seperti bau amis.
4) Burung-burung laut terbang dengan kecepatan tinggi menuju daratan.
Dunia internasional juga ikut berperan serta dalam upaya menghadapi bencana alam tsunami. Tsunami paling sering terjadi di Samudra Pasifik karena gempa bumi dan letusan gunung berapi sering terjadi di sana. Pusat Peringatan Tsunami Internasional (International Tsunami Warning Center) didirikan di Hawaii untuk memantau terjadinya gempa bumi di sekitar Samudra Pasifik dan mengeluarkan peringatan kapan tsunami akan terjadi. Ketika gempa bumi besar terjadi, stasiun pengamatan di sekitar Samudra Pasifik menemukan pusat gempa (episentrum) dan mengirimkan informasi yang diperoleh kepusat peringatan di Hawaii. Jika gempa bumi dianggap cukup besar dan dapat menimbulkan tsunami, maka tempat-tempat disekitar Samudra Pasifik dalam status waspada dan peringatan dikeluarkan. Stasiun pasang di sekitar pantai juga memantau kedatangan tsunami.
c.Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan jenis gerakan tanah. Tanah longsor sendiri merupakan gejala alam yang terjadi di sekitar kawasan pegunungan. Semakin curam kemiringan lereng suatu kawasan, semakin besar pula kemungkinan terjadi longsor. Longsor terjadi saat lapisan bumi paling atas dan bebatuan terlepas dari bagian utama gunung atau bukit. Pada dasarnya sebagian besar wilayah di Indonesia merupakan daerah perbukitan atau pegunungan yang membentuk lahan miring. Lahan atau lereng yang kemiringannya melampaui 20° umumnya berbakat untuk bergerak atau longsor. Tapi tidak selalu lereng atau lahan yang miring berpotensi untuk longsor.
Secara garis besar faktor penyebab tanah longsor sebagai berikut:
1. Faktor alam
a) Kondisi geologi antara lain batuan lapuk, kemiringan lapisan tanah, gempa bumi dan letusan gunung api.
b) Iklim yaitu pada saat curah hujan tinggi.
c) Keadaan topografi yaitu lereng yang curam.
2. Faktor manusia
a) Pemotongan tebing pada penambangan batu di lereng yang terjal.
b) Penimbunan tanah di daerah lereng.
c) Penebangan hutan secara liar di daerah lereng.
d) Budidaya kolam ikan di atas lereng.
e) Sistem drainase di daerah lereng yang tidak baik.
f) Pemompaan dan pengeringan air tanah yang menyebabkan turunnya level air tanah.
g)Pembebanan berlebihan dari bangunan di kawasan perbukitan.
Usaha mitigasi bencana tanah longsor berarti segala usaha untuk meminimalkan akibat terjadinya tanah longsor. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menekan bahaya tanah longsor dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Tahap awal atau tahap preventif .
Tahap awal dalam upaya meminimalkan kerugian akibat bencana tanah longsor adalah sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi daerah rawan dan melakukan pemetaan.
b) Penyuluhan pencegahan dan penanggulangan bencana alam dengan memberikan informasi mengenai bagaimana dan mengapa tanah longsor.
c) Pemantauan daerah rawan longsor.
d) Perencanaan pengembangan sistem peringatan dini di daerah rawan bencana.
e) Menghindari bermukim atau mendirikan bangunan di tepi lembah sungai terjal.
f) Menghindari melakukan penggalian pada daerah bawah lereng terjal yang akan mengganggu kestabilan lereng sehingga mudah longsor.
g) Menghindari membuat sawah baru dan kolam pada lereng yang terjang karena air yang digunakan akan memengaruhi sifat fisik lereng. Lereng menjadi lembek dan gembur sehingga tanah mudah bergerak.
h) Menyebarluaskan informasi bencana gerakan tanah melalui berbagai media sehingga masyarakat mengetahui.
2. Tahapbencana
Usaha yang perlu dilakukan ketika suatu daerah terkena bencana tanah longsor antara lain berikut ini:
a) Menyelamatkan warga yang tertimpa musibah.
b) Pembentukan pusat pengendalian atau crisis center.
c) Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman.
d) Pendirian dapur umum, pos-pos kesehatan, dan penyediaan air bersih.
e) Pencegahan berjangkitnya wabah penyakit.
f) Evaluasi, konsultasi, dan penyuluhan.
3. Tahap pasca bencana
Setelah bencana tanah longsor terjadi, bukan berarti permasalahan selesai, tetapi masih ada tahapan yang perlu dilakukan untuk mengurangi jumlah kerugian, yaitu:
a) Mengupayakan mengembalikan fungsi hutan lindung seperti sediakala.
b) Mengevaluasi dan memperketat studi Amdal pada kawasan vital yang berpotensi menyebabkan bencana.
c) Penyediaan lahan relokasi penduduk yang bermukim di daerah bencana, dan di sepanjang bantaran sungai.
d) Normalisasi area penyebab bencana.
e) Rehabilitasi sarana dan prasarana pendukung kehidupan masyarakat yang terkena bencana alam secara permanen.
f) Menyelenggarakan forum kerja sama antardaerah dalam penanggulangan bencana.
Ada tiga tanda untuk memantau kemungkinan terjadinya tanah longsor yaitu:
1) Keretakan pada tanah yang berbentuk konsentris (terpusat) seperti lingkaran atau paralel dan lebarnya beberapa sentimeter dengan panjang beberapa meter. Bentuk retakan dan ukurannya yang semakin lebar merupakan parameter ukur umum semakin dekatnya waktu longsor.
2) Penampakan runtuhnya bagian-bagian tanah dalam jumlah besar.
3) Kejadian longsor di satu tempat menjadi pertanda kawasan tanah longsor lebih luas lagi.
d. Gunung Berapi
Letusan gunung berapi dapat berakibat buruk bagi kehidupan sekitar baik manusia, tumbuhan, maupun hewan. Jika gunung berapi meletus maka magma yang ada di dalam gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain dari aliran lahar, dampak lain akibat gunung berapi meletus antara lain adanya aliran lumpur, hujan debu, kebakaran hutan, gas beracun, gelombang tsunami (jika gunung tersebut berada di dasar laut), dan gempa bumi.Usaha mitigasi untuk bencana alam gunung berapi adalah dengan cara mengevakuasi penduduk yang ada di sekitar gunung berapi. Terkadang usaha evakuasi ini menghadapi suatu dilema, misalnya ketika para ahli vulkanologi harus mengambil keputusan apakah gunung berapi yang dipantaunya akan meletus atau tidak. Jika gejala awal letusan gunung berapi begitu meyakinkan maka para ahli vulkanologi memutuskan untuk segera menginformasikan pada aparat pemerintah daerah untuk mengungsikan penduduk.
Bencana alam dalam berbagai bentuknya, datang silih berganti menerjang kita dalam tahun-tahun terakhir ini. Intensitasnya terbilang tinggi kalau dibuatkan pendataan sejak tahun 2004.Terjadi 106 kali bencana banjir pada 2004 dengan frekuensi kejadian 159 kali. Tahun 2005, tercatat 41 kali bencana banjir dengan frekuensi kejadian 42 kali.
Tahun ini baru sampai pada penghujung paro pertama kita terus dikejutkan oleh rangkaian bencana di berbagai daerah. Sebagai bangsa, kita sedang diuji. Ujian yang sedang kita hadapi sekarang ini tak kepalang tanggung beratnya. Begitu beratnya sehingga tak henti-hentinya masyarakat berharap adanya intervensi Tuhan untuk mengurangi penderitaan kita. Sangatlah wajar jika pada akhirnya masyarakat menengadah kepada Sang Pencipta untuk sekadar bertanya, "Mengapa semua penderitaan ini harus diletakkan di pundak kita sebagai bangsa?" Bukan berarti kita cengeng dengan pertanyaan-pertanyaan seperti ini. Pertanyaan seperti itu relevan, mengingat bencana yang datang silih berganti itu seakan melengkapi penderitaan bangsa ini.
Ingat bahwa ketika gelombang tsunami menerjang Aceh dan Nias, yang kemudian disusul rentetan bencana di daerah lain hingga pekan-pekan terakhir ini, Indonesia masih diselimuti krisis ekonomi yang ditandai dengan bertambahnya jumlah penduduk miskin dan pengangguran. Selain bencana alam, masyarakat juga dibayangi teror wabah penyakit, dari virus flu burung hingga deman berdarah. Belum lagi bencana kelaparan dan musibah kurang gizi yang menimpa anak usia di bawah lima tahun. Kita tidak tahu bencana apa lagi yang akan datang menghadang. Yang pasti, banyak orang merasa cemas, karena ketidakmampuan mendeteksi datangnya bencana.Bagaimana tidak cemas? Ketika masyarakat Jawa Tengah dan Yogya masih diselimuti rasa takut akibat gempa bumi belum lama ini, serta aktivitas Gunung Merapi yang tak jarang menebar ancaman, bencana banjir menyergap masyarakat di sejumlah tempat di Kalimantan dan Sulawesi. Banjir di Balikpapan, Kaltim menyebabkan sejumlah ruas jalan tergenang air setinggi pinggang. Banjir dan tanah longsor di Kecamatan Hampang, Kabupaten Kotabaru, Kalimantan Selatan, diperkirakan menelan korban jiwa 26 tewas. Banjir bandang di Sinjai, Sulawesi Selatan, bahkan telah menelan ratusan korban jiwa. Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Utara serta Gorontalo pun disergap banjir, sementara Poso sempat diguncang gempa. Musibah banjir lumpur panas di Sidoarjo pun harus dilihat sebagai bencana alam yang diakibatkan oleh kecerobohan manusia. Dalam kasus lumpur panas Sidoarjo, masyarakat bisa melihat sendiri bagaimana akibatnya jika manusia ceroboh memperlakukan alam.
Sejalan dengan perkembangan teknologi yang sudah dikembangkan para ilmuwan, manusia memiliki kemampuan untuk mendeteksi kemungkinan datangnya model bencana tertentu. Dengan beragam alat ukur, potensi ledakan sebuah gunung bisa diperkirakan. Begitu juga membaca pergerakan di perut bumi yang sering menimbulkan gempa bumi, baik skala kecil maupun besar. Besar kecilnya curah hujan pun sudah bisa diperkirakan.
Maka, untuk memperkecil ekses bencana terhadap manusia dan nilai kerugian materiil, perlu dicarikan pola untuk menyosialisasikan potensi bencana pada daerah-daerah rawan bencana. Gagasan agar pemerintah membuat peta daerah rawan bencana perlu direspons. Misalnya, kondisi kritis puluhan DAS (daerah aliran sungai) bisa disosialisasikan secara efektif agar mudah dipahami masyarakat. Begitu juga dengan beragam informasi tentang alam hasil kajian atau observasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG). Perlu dicarikan cara untuk membangkitkan minat masyarakat agar merasa wajib dan berkepentingan untuk tahu tentang ramalan cuaca dan curah hujan dari hari ke hari. Apa yang sudah dilakukan BMG selama ini sudah benar, tetapi perlu dicari formula untuk membangkitkan rasa ingin tahu publik akan kecenderungan cuaca. Dengan munculnya rasa ingin tahu itu, masyarakat diharapkan bisa berinisiatif mengantisipasi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor.
Bencana alam adalah konsekwensi dari kombinasi aktivitas alami (suatu peristiwa fisik, seperti letusan gunung, gempa bumi, tanah longsor) dan aktivitas manusia. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan/kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat/luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan valuasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.
2.2 PENYEBAB TERJADINYA BENCANA ALAM
Bencana alam merupakan peristiwa yang tidak kita harapkan datangnya. Sebab jika bencana tersebut datang maka akan mampu merusak segala sesuatu yang ada di sekitar kita, bahkan mampu merenggut jiwa manusia. Bencana alam yang mampu menghancurkan suatu daerah yang luas dan menyebabkan kerugian yang besar merupakan proses alami. Terjadinya bencana alam dapat disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1.Alam
Bencana alam murni penyebab utamanya adalah alam itu sendiri.Contoh bencana alam murni adalah gempa bumi, tsunami, badai atau letusan gunung berapi. Bencana-bencana tersebut bukan disebabkan oleh ulah negatif manusia.
2.PerbuatanManusia
Bencana alam yang terjadi karena ulah manusia yang tidak bertanggung jawab. Bukan berarti bencana ini dibuat oleh manusia tetapi akibat dari ulah manusia atau dipicu dari perbuatan manusia, seperti penebangan hutan secara liar, penambangan liar, pengambilan air tanah secara berlebihan dan lain-lain. Perbuatanperbuatan tersebut lambat laun akan menyebabkan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, atau erosi tanah.
2.3 CARA MENGANTISIPASI BENCANA ALAM
Ada beberapa jenis bencana alam yaitu sebagai berikut :
a.BencanaAlamGeologis
Bencana alam geologis adalah bencana alam yang disebabkan oleh faktor yang bersumber dari bumi.
b.BencanaAlamKlimatologis
Bencana alam klimatologis adalah bencana alam yang disebabkan oleh cuaca yang berubah.
c.BencanaAlamEkstraterestrial
Bencana alam ekstraterestrial adalah bencana alam yang disebabkan oleh benda dari luar angkasa.
Contoh kejadian bencana alam :
a. Bencana alam geologis
1. Gempa bumi
2. Letusan gunung api
3. Gerakan tanah atau tanah longsor
4. Tsunami
5. Seiche atau tsunami dalam skala kecil
b. Bencana alam klimatologis
1. Banjir
2. Banjir bandang
3. Badai
4. Kekeringan
5. Kebakaran hutan
c. Bencana alam ekstraterestial
Hantaman meteor atau benda dari angkasa luar yang menabrak bumi. Hal ini terjadi pada tahun 1908 di Rusia. Meteor atau bintang beralih jatuh ke bumi dan mengakibatkan lubang.
Ada beberapa cara untuk mengantisipasi bencana alam diantaranya:
a.Gempa Bumi
Gempa bumi merupakan gejala alam yang sampai sekarang masih sulit untuk diperkirakan kedatangannya. Sehingga dapat dilihat bahwa gejala alam ini sifatnya seolah-olah mendadak dan tidak teratur. Dengan sifat seperti ini, ketika usaha-usaha untuk memperkirakan masih belum menampakkan hasil, maka usaha yang paling baik dalam mempersiapkan diri dengan cara mengatasi bencana alam ini adalah dengan mitigasi.
Mitigasi yaitu mengurangi kerugian yang akan ditimbulkan oleh bencana. Usaha mitigasi adalah meningkatkan ketahanan dan kesiapsiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana alam sehingga risikobencana alam dapat dikurangi.Para ahli menyimpulkan walau datangnya gempa tidak dapat diperkirakan kedatangannya tetapi ada beberapa gejala alam yang patut dicermati dan dianggap sebagai tanda akan adanya gempa, sebagai berikut :
1) Adanya awan yang berbentuk aneh seperti batang yang berdiri secara lurus ke atas. Hal ini kemungkinan besar merupakan awan yang disebut awan gempa yang biasanya muncul sebelum terjadinya gempa. Awan berbentuk seperti batang ini terjadi karena adanya gelombang elektromagnetis berkekuatan sangat besar dari dalam perut bumi sehingga menyerap daya listrik yang ada di awan. Gelombang elektromagnetis ini terjadi akibat adanya pergeseran patahan lempeng bumi. Tetapi tidak semua awan yang berbentuk seperti itu adalah awan gempa, mungkin saja itu adalah asap dari pesawat terbang. Jika ada tanda seperti itu maka perlu untuk diwaspadai. Untuk lebih meyakinkan lagi maka dapat dilakukan uji medan elektromagnetik
2) Terdapat medan elektromagnetik di sekitar kita. Gelombang tersebut memang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Medan elektromagnetik dapat diuji dengan cara melihat siaran televisi apakah tiba-tiba salurannya terganggu tanpa sebab apapun. Jika kurang yakin, kalian dapat melakukan uji medan elektromagnetik dengan cara lain. Dengan mematikan arus listrik dan melihat apakah lampu neon tetap menyala redup/ remang walaupun sudah tidak dialiri listrik.
3) Perhatikan perilaku hewan-hewan yang ada di sekitar kalian. Apakah hewan-hewan tersebut bertingkah aneh atau gelisah. Sebab hewan memiliki naluri yang sangat tajam dan mampu merasakan gelombang elektromagnetis. Jika kalian melihat tanda-tanda seperti itu secara bersamaan sebaiknya kalian perlu waspada. Harus segera dilakukan tindakan pencegahan dan sebisa mungkin kita melakukan tindakan penyelamatan diri. Tetapi jika gempa telah tiba dan kita sama sekali belum siap, maka selain berdoa dan pasrah kita harus cepat-cepat keluar ruangan menuju ke tempat yang lapang. Jika sudah di luar ruangan tetaplah tinggal di luar dan berusahalah berada di tempat yang terbuka, jauh dari pepohonan, tembok-tembok serta saluran-saluran kabel listrik. Usahakan jangan masuk kedalam rumah atau bangunan.
Apa yang dapat dilakukan jika berada di dalam gedung dengan banyak orang? Kita tidak perlu panik dan ikut berdesak-desakan keluar. Jika itu yang terjadi maka kita akan terinjak-injak banyak orang dan tertimpa runtuhan bangunan. Sebaiknya yang perlu kita lakukan adalah berlindung di bawah meja atau mebel yang kokoh atau mencari sesuatu yang dapat melindungi kepala dan badan kita dari reruntuhan bangunan. Jika suasana telah tenang dan aman usahakan untuk keluar ruangan dan mencari tempat yang lebih aman lagi.
b.Tsunami
Gempa berkekuatan besar tentu saja ada dampak yang bias berwujud bencana jenis lain. Jika skala gempa besar dan pusat gempa berada di dasar laut maka gempa tersebut dapat menimbulkan gelombang tsunami. Gelombang tsunami adalah gelombang besar yang terbentuk dari dasar laut akibat adanya gempa.Negara Indonesia terdiri atas kepulauan, tentunya banyak sekali pantai-pantai di sekitarnya yang dihuni oleh penduduk. Pada saat gelombang tsunami melanda Indonesia akhir tahun 2004 banyak penduduk yang menjadi korban. Banyaknya korban disebabkan karena banyak penduduk yang kurang paham dan bahkan tidak mengetahui bagaimana usaha yang perlu dilakukan ketika bencana datang. Sebenarnya jika kita mengetahui dan paham tentang tsunami maka jumlah korban dapat dikurangi. Berbagai upaya telah dilakukan sebagai usaha untuk mengurangi korban jika ada bencana datang. Salah satu upaya yang ditempuh adalah dengan membentuk kelompok-kelompok masyakarat yang paham akan bencana alam. Kepekaan dan keterampilan menyelamatkan diri secara individual maupun kelompok harus terus dilatih.
Adapun langkah yang harus ditempuh oleh kelompok masyarakat dalam mengurangi jumlah kerugian akibat bencana sebagai berikut:
1) Melakukan pemetaan daerah rawan genangan tertinggi jika ada tsunami.
2) Membuat jalur evakuasi.
3) Menentukan dan memberi informasi tempat penampungan sementara yang cukup aman.
4) Berkoordinasi dengan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), kepolisian, pemerintah daerah, dan rumah sakit. Selain itu masyarakat juga harus memahami gejala-gejala yang tidak biasa terjadi.
5) Melakukan pertemuan rutin untuk menambah pengetahuan mengenai gempa dan tsunami. Jika masih kurang jelas, dapat mendatangkan ahli untuk memberi informasi.
6) Melakukan latihan secara reguler, baik terjadwal maupun tidak terjadwal.
7) Membuat kode tertentu yang dikenali masyarakat sekitar guna menandakan evakuasi.
8) Menyebarkan gambar peta evakuasi di pelosok daerah tempat tinggal masyarakat.
Adapun langkah yang perlu dilakukan tiap individu sebagai berikut.
1) Menyiapkan tas darurat yang berisi keperluan-keperluan mengungsi selama tiga hari seperti makanan, pakaian, suratsurat berharga atau obat-obatan.
2) Selalu merespon tiap latihan dengan serius sama seperti saat terjadinya gempa.
3) Selalu peka terhadap fenomena alam yang tidak biasa. Apabila kita peka sebenarnya alam telah memberikan tanda-tanda sebelum terjadinya tsunami.
Beberapa petunjuk yang diberikan alam antara lain berikut ini.
1) Adanya suara gemuruh di laut, hal ini akibat adanya pergeseran lapisan tanah.
2) Laut tiba-tiba menyurut sampai agak jauh ke tengah.
3) Karena surutnya laut maka akan tercium bau khas laut seperti bau amis.
4) Burung-burung laut terbang dengan kecepatan tinggi menuju daratan.
Dunia internasional juga ikut berperan serta dalam upaya menghadapi bencana alam tsunami. Tsunami paling sering terjadi di Samudra Pasifik karena gempa bumi dan letusan gunung berapi sering terjadi di sana. Pusat Peringatan Tsunami Internasional (International Tsunami Warning Center) didirikan di Hawaii untuk memantau terjadinya gempa bumi di sekitar Samudra Pasifik dan mengeluarkan peringatan kapan tsunami akan terjadi. Ketika gempa bumi besar terjadi, stasiun pengamatan di sekitar Samudra Pasifik menemukan pusat gempa (episentrum) dan mengirimkan informasi yang diperoleh kepusat peringatan di Hawaii. Jika gempa bumi dianggap cukup besar dan dapat menimbulkan tsunami, maka tempat-tempat disekitar Samudra Pasifik dalam status waspada dan peringatan dikeluarkan. Stasiun pasang di sekitar pantai juga memantau kedatangan tsunami.
c.Tanah Longsor
Tanah longsor merupakan jenis gerakan tanah. Tanah longsor sendiri merupakan gejala alam yang terjadi di sekitar kawasan pegunungan. Semakin curam kemiringan lereng suatu kawasan, semakin besar pula kemungkinan terjadi longsor. Longsor terjadi saat lapisan bumi paling atas dan bebatuan terlepas dari bagian utama gunung atau bukit. Pada dasarnya sebagian besar wilayah di Indonesia merupakan daerah perbukitan atau pegunungan yang membentuk lahan miring. Lahan atau lereng yang kemiringannya melampaui 20° umumnya berbakat untuk bergerak atau longsor. Tapi tidak selalu lereng atau lahan yang miring berpotensi untuk longsor.
Secara garis besar faktor penyebab tanah longsor sebagai berikut:
1. Faktor alam
a) Kondisi geologi antara lain batuan lapuk, kemiringan lapisan tanah, gempa bumi dan letusan gunung api.
b) Iklim yaitu pada saat curah hujan tinggi.
c) Keadaan topografi yaitu lereng yang curam.
2. Faktor manusia
a) Pemotongan tebing pada penambangan batu di lereng yang terjal.
b) Penimbunan tanah di daerah lereng.
c) Penebangan hutan secara liar di daerah lereng.
d) Budidaya kolam ikan di atas lereng.
e) Sistem drainase di daerah lereng yang tidak baik.
f) Pemompaan dan pengeringan air tanah yang menyebabkan turunnya level air tanah.
g)Pembebanan berlebihan dari bangunan di kawasan perbukitan.
Usaha mitigasi bencana tanah longsor berarti segala usaha untuk meminimalkan akibat terjadinya tanah longsor. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menekan bahaya tanah longsor dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Tahap awal atau tahap preventif .
Tahap awal dalam upaya meminimalkan kerugian akibat bencana tanah longsor adalah sebagai berikut:
a) Mengidentifikasi daerah rawan dan melakukan pemetaan.
b) Penyuluhan pencegahan dan penanggulangan bencana alam dengan memberikan informasi mengenai bagaimana dan mengapa tanah longsor.
c) Pemantauan daerah rawan longsor.
d) Perencanaan pengembangan sistem peringatan dini di daerah rawan bencana.
e) Menghindari bermukim atau mendirikan bangunan di tepi lembah sungai terjal.
f) Menghindari melakukan penggalian pada daerah bawah lereng terjal yang akan mengganggu kestabilan lereng sehingga mudah longsor.
g) Menghindari membuat sawah baru dan kolam pada lereng yang terjang karena air yang digunakan akan memengaruhi sifat fisik lereng. Lereng menjadi lembek dan gembur sehingga tanah mudah bergerak.
h) Menyebarluaskan informasi bencana gerakan tanah melalui berbagai media sehingga masyarakat mengetahui.
2. Tahapbencana
Usaha yang perlu dilakukan ketika suatu daerah terkena bencana tanah longsor antara lain berikut ini:
a) Menyelamatkan warga yang tertimpa musibah.
b) Pembentukan pusat pengendalian atau crisis center.
c) Evakuasi korban ke tempat yang lebih aman.
d) Pendirian dapur umum, pos-pos kesehatan, dan penyediaan air bersih.
e) Pencegahan berjangkitnya wabah penyakit.
f) Evaluasi, konsultasi, dan penyuluhan.
3. Tahap pasca bencana
Setelah bencana tanah longsor terjadi, bukan berarti permasalahan selesai, tetapi masih ada tahapan yang perlu dilakukan untuk mengurangi jumlah kerugian, yaitu:
a) Mengupayakan mengembalikan fungsi hutan lindung seperti sediakala.
b) Mengevaluasi dan memperketat studi Amdal pada kawasan vital yang berpotensi menyebabkan bencana.
c) Penyediaan lahan relokasi penduduk yang bermukim di daerah bencana, dan di sepanjang bantaran sungai.
d) Normalisasi area penyebab bencana.
e) Rehabilitasi sarana dan prasarana pendukung kehidupan masyarakat yang terkena bencana alam secara permanen.
f) Menyelenggarakan forum kerja sama antardaerah dalam penanggulangan bencana.
Ada tiga tanda untuk memantau kemungkinan terjadinya tanah longsor yaitu:
1) Keretakan pada tanah yang berbentuk konsentris (terpusat) seperti lingkaran atau paralel dan lebarnya beberapa sentimeter dengan panjang beberapa meter. Bentuk retakan dan ukurannya yang semakin lebar merupakan parameter ukur umum semakin dekatnya waktu longsor.
2) Penampakan runtuhnya bagian-bagian tanah dalam jumlah besar.
3) Kejadian longsor di satu tempat menjadi pertanda kawasan tanah longsor lebih luas lagi.
d. Gunung Berapi
Letusan gunung berapi dapat berakibat buruk bagi kehidupan sekitar baik manusia, tumbuhan, maupun hewan. Jika gunung berapi meletus maka magma yang ada di dalam gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain dari aliran lahar, dampak lain akibat gunung berapi meletus antara lain adanya aliran lumpur, hujan debu, kebakaran hutan, gas beracun, gelombang tsunami (jika gunung tersebut berada di dasar laut), dan gempa bumi.Usaha mitigasi untuk bencana alam gunung berapi adalah dengan cara mengevakuasi penduduk yang ada di sekitar gunung berapi. Terkadang usaha evakuasi ini menghadapi suatu dilema, misalnya ketika para ahli vulkanologi harus mengambil keputusan apakah gunung berapi yang dipantaunya akan meletus atau tidak. Jika gejala awal letusan gunung berapi begitu meyakinkan maka para ahli vulkanologi memutuskan untuk segera menginformasikan pada aparat pemerintah daerah untuk mengungsikan penduduk.
Selasa, 05 April 2011
Ujian Praktek IPA X SMK Pasundan 3 Bandung Semester II
Ujian Praktek IPA
dilaksanakan dengan kunjungan study IPA ke lokasi BMKG Bandung dan Bosscca Bandung
siswa kelas X SMK Pasundan 3 Bandung wajib melaksanakan kunjungan study dengan nilai minimal 80 setelah mengikuti kegiatan dan membuat laporan hasil Lembar Kerja Kunjungan IPA.berkenaan dengan pembiayan dan teknis pemberangkatan diumumkan dikelas masing-masing.
Wassalam
Imam Syafe'i, S.Pd
Guru IPA
dilaksanakan dengan kunjungan study IPA ke lokasi BMKG Bandung dan Bosscca Bandung
siswa kelas X SMK Pasundan 3 Bandung wajib melaksanakan kunjungan study dengan nilai minimal 80 setelah mengikuti kegiatan dan membuat laporan hasil Lembar Kerja Kunjungan IPA.berkenaan dengan pembiayan dan teknis pemberangkatan diumumkan dikelas masing-masing.
Wassalam
Imam Syafe'i, S.Pd
Guru IPA
Soal (2) IPA X SMK Pasundan 3 Bandung
1. Mengapa Keberadaan poster bertuliskan "Di larang membuang sampah di sungai" sangat bermanfaat dan penting keberadaannya?
Tugas IPA X SMK Pasundan 3 Bandung
Jelaskan Dampak positif dan negatif dari bencana alam :
a. banjir
b. tsunami
c. gunung meletus
d. gempa bumi
a. banjir
b. tsunami
c. gunung meletus
d. gempa bumi
Soal Fisi x SMA
UTS FISIKA KELAS X
SMA PASUNDAN 4 BANDUNG
Berilah tanda silang (x) huruf a, b, c, d, atau e pada jawaban yang paling benar!
1. Yang menyebabkan cermin cembung selalu dipakai sebagai spion mobil adalah bayangan selalu..
a. Maya dan terbalik
b. Tegak dan diperbesar
c. Tegak dan diperkecil
d. Nyata dan tegak
e. Nyata dan diperkecil
2. Cacat mata yang dapat ditolong dengan kacamata silindris adalah….
a. Miopi
b. Presbiopi
c. Hipermetropi
d. Astigmatisme
e. Rabun jauh
3. Pemantulan sempurna terjadi apabila …
a. Sinar datang dari air ke udara
b. Sinar datang dari udara ke air
c. Sinar datang dengan sudut sangat besar
d. Sinar datang dari medium renggang ke medium rapat dengan sudut dating lebih besar daripada sudut bias
e. Sinar datang dari medium rapat ke medium renggang dengan sudut dating lebih besar daripada sudut batas.
4. Pemanfaatan bimetal dalam kehidupan sehari-hari dapat dipakai pada alat dibawah ini, kecuali…..
a. Bel listrik
b. Thermostat
c. Seterika listrik
d. Lampu mercuri
e. Sepeda motor
5. Muatan listrik 65 C mengalir dalam suatu penghantar selama 13 sekon. Kuat arus listrik yang mengalir pada kawat penghantar tersebut adalah….A
a. 5
b. 8
c. 80
d. 200
e. 240
6. Kuat arus listrik dalam suatu rangkaian 0,8 A. muatan listrik yang mengalir selama 2 menit adalah… C
a. 76
b. 86
c. 96
d. 100
e. 120
7. Muatan sebesar 6 coulomb dipindahkan dari titik A ke B dengan energy 120 joule. Beda potensial kedua titik tersebut adalah….volt.
a. 0,05
b. 20
c. 60
d. 720
e. 960
8. Kalor sebesar 50 kJ diberikan kepada 20 kg balos es pada suhu 00C. banyak es yang melebur, jika kalor lebur es 335 kJ/Kg adalah….Kg
a. 0,093
b. 0,63
c. 0,15
d. 2,5
e. 5,6
9. Seorang penderita presbiopi dengan titik dekat 40 cm ingijn membaca pada jarak normal (25 cm). kacamata yang dipakai harus mempunyai ukuran….dioptri
a. 0,15
b. 1,5
c. 0,65
d. 6,5
e. 15
10. Sebuah teropong astronomi dalam pengaturan normal memiliki daya perbesaran 50. Jika lensa okuler memiliki fokus 5 mm, jarak antara lensa okuler dan lensa objektif adalah….mm
a. 150
b. 950
c. 1000
d. 1050
e. 255
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan benar!
1. Sebuah lup yang lensa cembungnya berjarak focus 15 cm, sehingga terbentuk bayangan maya pada jarak 75 cm. hitunglah :
a. Jarak benda
b. Perbesaran benda
2. Sebutkan dan jelaskan :
a. bagian-bagian mata
b. Cacat mata
Selamat Mengerjakan ! EUREKA !
Langganan:
Postingan (Atom)